Adalah sangat wajar bagi trader untuk berharap selalu benar dalam memprediksi arah pergerakan harga pasar. Meski mereka sadar bahwa tidak akan bisa untuk selalu benar, tetapi paling tidak persentasi kebenarannya mesti lebih besar dari kesalahannya agar bisa diperoleh profit. Biasanya para trader pemula berpendapat seperti itu, frekuensi kemenangan (winning trade) harus lebih besar dari frekuensi kekalahan (losing trade). Tetapi dalam kenyataannya, frekuensi winning trade yang besar tidak menjamin hasil akhir bisa profit. Secara psikologis, kita memang cenderung untuk berusaha semaksimal mungkin agar prediksi kita benar. Berbagai indikator teknikal diterapkan dan berita fundamental dibaca agar bisa memprediksi arah pergerakan pasar dengan akurat.
Benar atau salahnya pediksi arah pergerakan pasar tidak berhubungan langsung dengan kesuksesan seseorang dalam trading forex, dalam hal ini profit yang diperoleh dalam jangka panjang. Yang langsung berhubungan dengan profit Anda dalam jangka panjang adalah faktor risk/reward ratio yang Anda gunakan pada setiap kali entry. Jika angka ratio-nya berubah-ubah, hasilnya juga akan berubah-ubah. Untuk memperoleh hasil akhir yang profitable, risk/reward ratio biasanya ditetapkan lebih besar dari 1, bisa 1.5, 2 atau bahkan 3. Berikut illustrasi sebuah account dengan balance awal $2,000 dengan resiko per trade 2.5% atau R=$50. Frekuensi trade 20 kali dan risk/reward ratio 1:2 dan 1:3.
Dalam 20 kali entry trader tersebut salah prediksi 12 kali dan benar 8 kali, atau losing trade 60% danwinning trade 40%. Secara total masih profit $350 atau 17.5% dari balance awal. Jika Anda bisa profit dengan konsisten pada account dengan balance kecil, Anda akan bisa melakukannya juga pada account dengan balance yang lebih besar walaupun losing trade Anda lebih besar dari winning trade. Trader yang selalu memperhitungkan faktor risk/reward ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin kemungkinan besar akan menghasilkan profit yang konsisten.
Kenapa pendapat ‘harus benar dalam prediksi’ tampak begitu penting bagi trader?
Pertama, kita dikondisikan untuk harus selalu benar dalam melakukan sesuatu ketika kita sekolah atau bekerja. Di sekolah hanya ada 2 jawaban: benar atau salah. Jawaban yang benar tentunya adalah yang sesuai dengan kehendak guru. Jika kita sering salah atau tidak lulus ujian, maka performance kita tentu dianggap jelek oleh semua orang disekeliling kita. Secara psikologis hal ini telah tertanam dalam benak para trader pada umumnya.
Kedua, industri trading forex khususnya broker selalu mempromosikan berbagai metode dan strategi guna membantu trader agar bisa memprediksi dengan benar. Jika salah prediksi kita seolah telah dianggap sebagai loser atau pecundang dalam trading. ‘Harus benar dalam prediksi’ seakan sudah menjadi mitos dalam trading forex, padahal trading berhubungan erat dengan probabilitas dan tak seorangpun bisa memprediksi arah pergerakan pasar dengan benar, apalagi berusaha untuk mengontrol pasar.
Lalu bagaimana jika pada 20 kali trade diatas ternyata kita loss atau salah prediksi semua? Jika itu yang terjadi kita harus melakukan evaluasi pada strategi trading baik yang menyangkut metode, money management maupun emosi kita saat trading.
Jika ada trader yang bisa profit konsisten, kenapa kita tidak bisa? Pasti ada yang salah. Mungkin kita telah over trading atau over leverage yang disebabkan oleh godaan untuk menghasilkan profit besar dalam waktu singkat, atau kita tidak disiplin dalam eksekusi trading sesuai dengan risk dan reward yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Kalau perlu istirahat di account riil dan belajar lagi di account demo.
Untuk memperoleh hasil akhir yang profitable hendaknya kita menetapkan resiko per trade yang konsisten, tidak terlalu besar atau terlalu kecil, serta hanya entry berdasarkan sinyal trading yang probabilitasnya tinggi sehingga kemungkinan untuk mendapatkan winning trade juga besar. Selain itu perlu melakukanevaluasi pada setiap jumlah trade tertentu misalnya setiap 10 kali atau 20 kali trade. Penerapan risk/reward ratio akan memberi trader kesempatan yang sama untuk memperoleh profit yang konsisten.
Benar atau salahnya pediksi arah pergerakan pasar tidak berhubungan langsung dengan kesuksesan seseorang dalam trading forex, dalam hal ini profit yang diperoleh dalam jangka panjang. Yang langsung berhubungan dengan profit Anda dalam jangka panjang adalah faktor risk/reward ratio yang Anda gunakan pada setiap kali entry. Jika angka ratio-nya berubah-ubah, hasilnya juga akan berubah-ubah. Untuk memperoleh hasil akhir yang profitable, risk/reward ratio biasanya ditetapkan lebih besar dari 1, bisa 1.5, 2 atau bahkan 3. Berikut illustrasi sebuah account dengan balance awal $2,000 dengan resiko per trade 2.5% atau R=$50. Frekuensi trade 20 kali dan risk/reward ratio 1:2 dan 1:3.
Dalam 20 kali entry trader tersebut salah prediksi 12 kali dan benar 8 kali, atau losing trade 60% danwinning trade 40%. Secara total masih profit $350 atau 17.5% dari balance awal. Jika Anda bisa profit dengan konsisten pada account dengan balance kecil, Anda akan bisa melakukannya juga pada account dengan balance yang lebih besar walaupun losing trade Anda lebih besar dari winning trade. Trader yang selalu memperhitungkan faktor risk/reward ratio pada setiap posisi tradingnya dan dilakukan dengan disiplin kemungkinan besar akan menghasilkan profit yang konsisten.
Kenapa pendapat ‘harus benar dalam prediksi’ tampak begitu penting bagi trader?
Pertama, kita dikondisikan untuk harus selalu benar dalam melakukan sesuatu ketika kita sekolah atau bekerja. Di sekolah hanya ada 2 jawaban: benar atau salah. Jawaban yang benar tentunya adalah yang sesuai dengan kehendak guru. Jika kita sering salah atau tidak lulus ujian, maka performance kita tentu dianggap jelek oleh semua orang disekeliling kita. Secara psikologis hal ini telah tertanam dalam benak para trader pada umumnya.
Kedua, industri trading forex khususnya broker selalu mempromosikan berbagai metode dan strategi guna membantu trader agar bisa memprediksi dengan benar. Jika salah prediksi kita seolah telah dianggap sebagai loser atau pecundang dalam trading. ‘Harus benar dalam prediksi’ seakan sudah menjadi mitos dalam trading forex, padahal trading berhubungan erat dengan probabilitas dan tak seorangpun bisa memprediksi arah pergerakan pasar dengan benar, apalagi berusaha untuk mengontrol pasar.
Lalu bagaimana jika pada 20 kali trade diatas ternyata kita loss atau salah prediksi semua? Jika itu yang terjadi kita harus melakukan evaluasi pada strategi trading baik yang menyangkut metode, money management maupun emosi kita saat trading.
Jika ada trader yang bisa profit konsisten, kenapa kita tidak bisa? Pasti ada yang salah. Mungkin kita telah over trading atau over leverage yang disebabkan oleh godaan untuk menghasilkan profit besar dalam waktu singkat, atau kita tidak disiplin dalam eksekusi trading sesuai dengan risk dan reward yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Kalau perlu istirahat di account riil dan belajar lagi di account demo.
Untuk memperoleh hasil akhir yang profitable hendaknya kita menetapkan resiko per trade yang konsisten, tidak terlalu besar atau terlalu kecil, serta hanya entry berdasarkan sinyal trading yang probabilitasnya tinggi sehingga kemungkinan untuk mendapatkan winning trade juga besar. Selain itu perlu melakukanevaluasi pada setiap jumlah trade tertentu misalnya setiap 10 kali atau 20 kali trade. Penerapan risk/reward ratio akan memberi trader kesempatan yang sama untuk memperoleh profit yang konsisten.