Blog Archive

Template Information

No one has ever become poor by giving, Please Donate

Popular Posts

Site Links

About

Follow on Facebook

Blogger templates

Popular Posts

My Services

Mengenali Sinyal Trading Dari Price Action (2)



Artikel ini adalah lanjutan dari bagian (1) artikel dengan judul yang sama
3. Pin bar ‘ekor panjang’ sebagai sinyal penerusan arah trend (trend continuation)
Bila pada pin bar reversal ‘ekor’nya bergerak searah denga trend utama (contoh sebelumnya), maka pada pin bar yang mengindikasikan penerusan trend, ‘ekor’ bergerak berlawanan arah dengan trend utama. ‘Ekor panjang’ yang terjadi mencerminkan sentimen pelaku pasar yang semula mendorong dengan kuat pergerakan harga untuk berbalik arah melawan trend, tetapi karena suatu sebab sentimen pasar berbalik. Sesuai karakter pelaku pasar yang cenderung ‘ngikut yang kuat’, pegerakan harga akan terdorong balik dengan kuat pula hingga terbentuk formasi ‘ekor panjang’ yang hanya merupakan ‘retracement’ dari keseluruhan trend, bukan ‘reversal’.

Pada contoh berikut kita lihat pin bar ‘ekor panjang’ yang terjadi pada pergerakan arah downtrend dari EUR/JPY daily. Ini adalah sinyal awal untuk terjadinya penerusan arah downtrend. Karena kita bekerja pada chart daily, kita mesti menunggu pergerakan harga pada hari berikutnya untuk memastikan kekuatan sentimen pasar walaupun telah ada faktor pendukung kuat dengan penolakan (rejection) di level resistance-nya. Dalam hal ini sentimen pasar bisa saja berbalik jika terjadi konsolidasi di sekitar level resistance.


                

Bisa dianggap sebagai patokan: jika pada hari-hari berikutnya harga tidak bergerak jauh dari 50% levelretracement ekor pin bar, ini bisa dianggap sebagai sinyal trading dan kita bisa segera entry. Pada contoh ini stop loss bisa di set beberapa pip diatas level resistance, dengan risk/reward ratio yang tentunya bergantung pada strategi Anda. Namun dengan faktor pendukung lain, yaitu formasi candlestick engulfing bearish yang terbentuk setelah entry, Anda bisa saja memperbesar risk/reward ratio.

4. Hindari ‘bertaruh’ dengan menebak akan terjadi ‘breakout’, tunggu konfirmasi yang jelas
Hindari jebakan breakout berupa bull trap atau bear trap, perhatikan pola camdlestick dan formasi setup price action yang terbentuk. Banyak trader yang cepat tergoda dengan kemungkinan breakout yang bakal terjadi jika harga sudah melewati batas-batas level support atau resistance-nya. Hal ini sangat beresiko, apalagi jika bermain-main di area level support kunci atau level resistance kunci. Celakanya banyak yang menganggap jebakan breakout tersebut sebagai sinyal trading tanpa melihat psikologi sentimen pasar atau setup price action-nya (perlu diketahui setup price action mencerminkan psikologi dari sentimen para pelaku pasar).

Biasanya pasar akan menguji suatu level support atau resistance yang telah ditembus sebelum akhirnya berbalik arah, atau gerak harga pasar tidak berlanjut tetapi kembali ke area semula dan membiarkan keadaan tersebut sebagai sinyal breakout palsu atau false break. Memang tidak selalu demikian, tetapi semakin kuat level support atau resistance akan semakin besar kemungkinan tersebut. Jika kebetulan Anda trading di pasar saham, hal ini akan lebih mudah untuk diantisipasi dengan indikator volume. Semakin besar volume trading pada level-level support atau resistance kunci, kemungkinan untuk breakout semakin besar akibat dorongan sentimen pelaku pasar yang jelas.

Sayangnya pada pasar forex yang tidak memiliki pusat bursa sehingga indikator volume sama sekali tidak valid dan tentu saja tidak bisa digunakan sebagai acuan. Salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan breakout yang benar (true breakout) dan sinyal breakout palsu (false breakout) adalah dengan memperhatikan psikologi sentimen pelaku pasar melalui pola candlestick dan formasi setup price action.
Pada gambar chart daily NZD/USD berikut dicontohkan jebakan breakout (bull trap) yang menyebabkan kondisi false break pada level resistance.


                

Hindari untuk ‘bertaruh’ dengan langsung entry ketika resistance ditembus sebelum paling tidak harga benar-benar berada diatas level resistance-nya. Pada contoh ini ternyata terjadi false break dan harga tidak benar-benar menembus level resistance. Sinyal trading bisa dilihat dari setup inside bar yang terbentuk. Inside bar menunjukkan konsolidasi pasar yang singkat, sebelum akhirnya pelaku pasar mengambil keputusan yang jelas, dalam hai ini meneruskan pergerakan harga kearah downtrend.

bersambung ke bagian (3)

Contact Me