Pada artikel ini dicontohkan bagaimana kita seharusnya menerapkan strategi price action dalam membuka suatu posisi, dan alasan mengapa kita masuk beserta parameter-parameter entry dan exitnya.
Catatan: Price action adalah metode trading dengan mengandalkan pada pengamatan formasi bar yang terbentuk pada suatu kondisi market tertentu. Pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah penulis untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada beberapa artikel tentang price action dalam rubrik ini
Contoh 1 : GBP/USD – Fakey Pin Bar Setup – 18 April 2011:
- Terbentuk price action dengan fakey pin bar.
- Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah keatas, sehingga momentum
untuk open buy cukup tinggi.
- Pada level sekitar 1.6150 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari
pada saat pin bar terbentuk.
Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi buy.
Cara entry dan setting risk/reward :
1. Dengan pending order buy limit pada level retracement 50% pin bar, dan level stop loss dibawah level terendah pin bar
2. Pada level break dari inside bar-nya (pada gambar: i.b = inside bar), dengan level stop loss pada sekitar 50% level retracement pin bar
Cara pertama cukup agresif karena biasanya fakey pin bar baru valid jika level tertinggi / terendah inside bar-nya tertembus. Tetapi mengingat level 50% pin bar berada diatas level ema21 maka open buy di level ini masih dimungkinkan. Setting risk/reward ratio pada cara 1 sebaiknya 1 : 3, dan pada cara 2 bisa 1 : 2
1. Dengan pending order buy limit pada level retracement 50% pin bar, dan level stop loss dibawah level terendah pin bar
2. Pada level break dari inside bar-nya (pada gambar: i.b = inside bar), dengan level stop loss pada sekitar 50% level retracement pin bar
Cara pertama cukup agresif karena biasanya fakey pin bar baru valid jika level tertinggi / terendah inside bar-nya tertembus. Tetapi mengingat level 50% pin bar berada diatas level ema21 maka open buy di level ini masih dimungkinkan. Setting risk/reward ratio pada cara 1 sebaiknya 1 : 3, dan pada cara 2 bisa 1 : 2
Contoh 2 : GBP/JPY – Fakey Pin Bar Setup – 11 Mei 2011:
- Terbentuk price action dengan fakey pin bar pada 11 Mei 2011
- Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah kebawah, sehingga momentum untuk open sell cukup tinggi.
- Pada level sekitar 134.00 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari pada saat pin bar terbentuk, dan level tersebut sekarang menjadi level resistance.
Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi sell.
Kita bisa entry dengan pending order sell stop pada level retracement 50% pin bar seperti halnya contoh 1 sebelumnya, dan level stop loss diatas level tertinggi pin bar.
- Ema8 dan ema21 daily sebagai faktor pendukung mengarah kebawah, sehingga momentum untuk open sell cukup tinggi.
- Pada level sekitar 134.00 (garis horisontal), harga mengalami penolakan (rejection) di hari pada saat pin bar terbentuk, dan level tersebut sekarang menjadi level resistance.
Dengan ketiga faktor tersebut kita punya alasan yang cukup kuat untuk open posisi sell.
Kita bisa entry dengan pending order sell stop pada level retracement 50% pin bar seperti halnya contoh 1 sebelumnya, dan level stop loss diatas level tertinggi pin bar.
Nah, untuk trader yang agresif, disini masalahnya adalah level support yang signifikan pada 130.00, dimana harga harus menembus level tersebut jika ingin profit yang memadai. Pada contoh 1. hal tersebut bisa berjalan dengan baik, tetapi dalam kasus ini, rupanya kita harus puas dengan sedikit profit atau bahkan rugi sebesar resiko yang telah kita tetapkan pada risk/reward, jika rationya 1 : 2 atau 1 : 3 seperti contoh 1. Untuk trader yang tidak cukup agresif dan hanya ingin open posisi setelah level support tersebut break, tentu tidak akan trade jika kondisi market berlanjut seperti pada gambar diatas. Inilah contoh penerapan risk dan reward dalam trading forex.
Contoh 3 : EUR/USD – Inside bars setelah false break – 24 / 25 Mei 2011:
- Pada 23 Mei terjadi ‘false break’ bar di level support 1.4000 (false break dalam hal ini adalah bar yang menembus level supportnya, tapi ditutup disekitar level support, dan bar berikutnya ditutup diatas level support. Jadi bar yang tidak benar-benar menembus support, atau false / palsu).
Pada hari berikut yang terjadi adalah bentukan inside bar dan ditutup diatas level support yang mengindikasikan sinyal buy setelah menembus level ema 8 daily. Walaupun asumsi tersebut berlawanan dengan trend sebelumnya yang bearish, tetapi dengan terbentuknya price action dan indikator ema yang mendukung, maka indikasi itu cukup valid.
- Level entry buy ditentukan diatas level tertinggi inside bar, dan level stop loss diset sedikit dibawah level inside bar.
Risk/reward ratio bisa diset 1 : 2 atau 1 : 3.
Pada hari berikut yang terjadi adalah bentukan inside bar dan ditutup diatas level support yang mengindikasikan sinyal buy setelah menembus level ema 8 daily. Walaupun asumsi tersebut berlawanan dengan trend sebelumnya yang bearish, tetapi dengan terbentuknya price action dan indikator ema yang mendukung, maka indikasi itu cukup valid.
- Level entry buy ditentukan diatas level tertinggi inside bar, dan level stop loss diset sedikit dibawah level inside bar.
Risk/reward ratio bisa diset 1 : 2 atau 1 : 3.
Contoh 4 : NZD/USD – Pin Bar / Inside Bar Setup – 25 Mei 2011:
- Pada 25 Mei 2011 NZD/USD membentuk inside pin bar pada daily chart-nya, setelah terjadi penolakan (rejection) pada level support weekly yang terjadi di 0.7750.
- Momentum bullish yang valid terjadi setelah kedua moving average (ema 8 dan ema 21) tertembus, dan ini adalah sinyal yang kuat untuk open buy.
- Level stop loss bisa diset dibawah level terendah inside bar, dan setting level take profit (reward) pada level resistance monthly-nya, yaitu sekitar level 0.8200 (lihat NZD/USD monthly chart dibawah), sehingga risk/reward ratio bisa sekitar 1 : 2
- Momentum bullish yang valid terjadi setelah kedua moving average (ema 8 dan ema 21) tertembus, dan ini adalah sinyal yang kuat untuk open buy.
- Level stop loss bisa diset dibawah level terendah inside bar, dan setting level take profit (reward) pada level resistance monthly-nya, yaitu sekitar level 0.8200 (lihat NZD/USD monthly chart dibawah), sehingga risk/reward ratio bisa sekitar 1 : 2
Contoh 5 : GBP/USD – Pin Bar Setup – 3 Juni 2011:
- Pin bar terbentuk pada 3 Juni 2011 dan penolakan level 1.6300 (garis merah) yang menjadi level support.
- Pin bar juga telah menembus level ema 8 dan ema 21, tetapi jika dilihat dari keseluruhan trend, bar yang terjadi 3 hari sebelumnya telah gagal membuat level high baru, jadi kondisi ini tidak bisa disimpulkan sebagai uptrend, melainkan peralihan dari bullish ke bearish atau dari bullish ke sideways (ranging).
- Untuk open posisi cukup riskan, karena faktor pendukung utamanya sangat lemah, atau pin bar ini bisa dikatakan tidak cukup valid.
Contoh 6 : GBPUSD – Pin Bar Setup – 14 Juni 2011:
Pada contoh terakhir diatas, pin bar bearish terbentuk pada 14 Juni 2011 diarea level resistance disekitar 1.6500-1.6450. Dua bearish pin bar sebelumnya yang cukup valid sangat mendukung pin bar ketiga ini untuk open sell, dengan key level (resistance) yang juga valid.
Walaupun kondisi market tidak dalam trend, tapi dengan price action dan key level yang telah teruji, sinyal untuk open posisi sell cukup kuat. Kita bisa set level stop loss sedikit diatas level resistance, dan take profit pada level supportnya sekitar 1.6200, dengan demikian dimungkinkan untuk menentukan risk/reward ratio paling tidak 1 : 2.