31/01/2014
Dollar AS menguat terhadap para rival utamanya pada hari Kamis, sehari setelah Federal Reserve memutuskan untuk memangkas stimulus moneter. Pukulan yang keras pada mata uang negara berkembang seperti lira turki dan rand Afrika Selatan akhirnya sedikit dapat bernafas legas dari pelemahan baru-baru ini, namun mata uang forit Hungaria menyentuh level terendah dalam dua tahun.
Data yang di rilis pada hari Kamis menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 3.2% di kuartal ke empat, di pimpin oleh belanja konsumen yang berada di level tertinggi dalam tiga tahun dan menguatnya investasi bisnis. Para ekonomi yang di survey oleh Market Watch sebelumnya prediksi akan naik 3.3%.
Klaim awal tunjangan pengangguran AS naik sebanyak 19.000 menjadi 348.000 pada pekan yang berakhir 25 Januari. Para ekonom proyeksikan klaim total sebanyak 330.000, berdasarkan survey Market Watch. Sementara itu sedikit volatile-nya pada rata-rata klaim pengangguran terbaru pada bulan lalu, yang naik sebanyak 750 sampai 333.000.
Federal Reserve pada hari Rabu memutuskan untuk memangkas pembelian obligasi lebih lanjut sebesar $10 milyar menjadi $65 milyar perbulanya. Pernyataan mereka telah mengabaikan gejolak di pasar berkembang baru-baru ini, di picu oleh keputusan Fed yang memangkas kembali stimulus dan di tegah kecemasan terbaru tentang perlambatan pertumbuhan di China, menggarisbawahi untuk niat mereka� (fed) yang ingin terus mengurangi pembelian obligasi.
Pembacaan akhir pada indeks manajer pembelian China oleh HSBC menegaskan bahwa sektor manufaktur di negara tersebut berkontraksi di bulan Januari, pembacaan yang turun menjadi 49.5 dari 50.5 dari bulan Desember.
Secara umum, “Saya pikir bahwa tapering Fed akan berlanjut dan perkiraan pasar akan berlanjutnya tapering telah menguatkan dollar dari sisi pasar berkembang,” kata Larsd Chistensen, kepala analis mata uang di Danske Bank. “ Ini sangat rentan, dan anda dapat melihat bahwa pada satu hari, satu negara bergejolak mata uangnya, hari kemudian, akan ada negara lainnya, likuiditas menghilang,” katanya mengacu pada investor yang menarik uang mereka dari mata uang negara berkembang.