03/02/2014
[Copas: SFN]
ECB Siap Siaga, Bayangan Deflasi Makin Pekat Di Zona Euro
Bank Sentral Eropa (ECB) kembali tergugah untuk melakukan perlindungan terhadap pemulihan zona Eropa yang merapuh setelah adanya rilis data inflasi dan pengangguran. Laporan resmi menunjukkan bahwa inflasi Zona Euro jatuh ke persentase 0.7% pada bulan Januari, menurun dari 0.8% inflasi pada bulan Desember, yang berarti di bawah target ECB yang menginginkan inflasi 2%.
Hal tersebut langsung memicu kekhawatiran apakah zona Euro akan menderita deflasi, yang tentu saja akan berdampak pada mandeknya pertumbuhan ekonomi. Data lain menunjukkan bahwa tingkat pengangguran zona Euro pada bulan Desemebr tak berubah pada 12%.
Biro statistik Uni Eropa, Eurostat, menyatakan bahwa meskipun ada kenaikan sebanyak 1.7% pada harga makanan, alkohol dan tembakau pada bulan Januari, biaya untuk energi jatuh sebanyak 1.2%. Beberapa ekonom telah memprediksikan bahwa tingkat inflasi zona Euro akan naik tipis pada bulan Januari. Tingkat tersebut terakhir menyentuh 0.7% pada bulan Oktober, yang mana merupakan perolehan terendah bagi kawasan kesatuan 18 negara ini selama empat tahun.
Sebagai informasi, deflasi adalah suatu kondisi dimana harga barang dan aset-aset terperangkap dalam kemerosotan jangka panjang. Hal tersebut akan merosotkan profit perusahaan-perusahaan dan industri, sehingga akan berdampak pada rendahnya gaji, dan para konsumen akan menunda untuk melakukan pembelian dengan harapan harga barang akan turun lagi beberapa bulan kemudian.
Apa Yang Akan Dilakukan ECB
Di forum Davos pekan lalu, presiden ECB, Mario Draghi mengatakan bahwa meskipun inflasi lemah, dan mungkin masih akan lemah dalam kurun waktu dua tahun, Draghi tetap yakin bahwa suatu saat nanti target pasti akan tercapai. ECB, tambah Draghi, akan selalu siap siaga memberikan pertolongan yang dibutuhkan oleh ekonomi Zona Eropa.
Presiden ECB tercatat kembali melakukan pemotongan tingkat suku bunga acuan pada bulan November sebanyak 0.25% setelah inflasi dilaporkan melemah. Menurut Frederik Ducrozet, ekonom dari Credit Agricole, sensitivitas ECB terhadap data inflasi, diketahui sangat tinggi dan laporan data inflasi terbaru kemarin dapat saja membuat ECB kembali melakukan pelonggram stimulus. Namun, Ducrozet mempekirakan bahwa aksi tersebut tak akan dilakukan pekan depan oleh ECB. Baik pemotongan suku bunga kembali mapun pelongaran stimulus kemungkinan akan dilakukan pada bulan Maret.
Data besok akan menunjukkan tingkat harga produsen di kawasan Euro, dan diprediksikan akan jatuh sebanyak 0.8% dari awal tahun, dibandingkan dengan perolehan pada bulan November yang minus 1.2%.