14 Maret 2014
Penjualan retail Amerika Serikat tercatat naik pada bulan Februari. Sebuah kenaikan untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir menyusul menurunnya angka klaim pengangguran dan naiknya kepercayaan konsumen pada pekan lalu. Fenomena tersebut menandai bahwa perekonomian Amerika Serikat mulai menginjak titik balik ke atas pasca lambannya permintaan akibat cuaca dingin ekstrim yang melanda AS.
Peningkatan sebnyak 0.3 persen pada sektor pembelian dibandingkan dengan kemelorotan sebanyak 0.6 persen pada bulan Januari lalu merupakan pencapaian yang lebih tinggi daripada yang telah dilaporkan sebelumnya, demikian yang dikemukakan oleh Departemen Perdagangan di Washington. Sedangkan, ekspektasi meramalkan bahwa penjualan retil AS akan mengalami kenaikan sebanyak 0.2 peren. Di sisi lain, Klaim pengangguran secara mengejutkan jatuh ke level rendah tiga bulan lebih dan sentimen konsumen juga mengalami kenaikan ke level tertinggi kedua sejak bulan Agustus.
Laporan kepercayaan konsumen menunjukkan sebuah titik skala pembayaran terendah yang mengurangi tingkat pesimisme, menjadi isyarat akan adanya peningkatan dalam pasar tenaga kerja sehingga akan menambah kenaikan dalam anggaran belanja. Makin menguatnya kemungkinan bahwa cuaca buruk memang merupakan penyebab melemahnya ekonomi AS beberapa waktu lalu juga makin memicu perdebatan apakah The Fed akan kembali melanjutkan program pemotongan stimulusnya dalam rapat bulan depan.
Dolar AS Melemah
Laporan membaiknya penjualan retail AS ini membuat pergerakan Dolar beragam dan malah cenderung menurun terhadap hampir semua mata uang mayor. Dara penjualan retai AS ini sangat membantu, dan saham global mulai menghijau. Dengan para trader yang mencari yield, praktis Greenback tak diperlukan sebagai safe haven, itulah mengapa mata uang AS ini pun akhirnya merayap turun.