Dolar AS terpantau menguat terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya dalam sesi Asia Senin (16/06) pagi ini. Mata uang yang berjuluk Greenback tersebut digerakkan oleh dua fenomena yakni kekhawatiran geopolitik yang tengah bergejolak di Irak, serta yang utama adalah rapat The Fed yang akan digelar pada hari Kamis mendatang.
Dolar_AS
Indeks Dolar mendapat perolehan sekitar 0.3 persen pada pekan sebelumnya, tertolong oleh beberapa faktor, antara lain imbal hasil obligasi pemerintah AS yang mulai naik dan status safe haven yang dimiliki mata uang AS dalam mengantisipasi konflik Irak.
FOMC, sebagai penentu pergerakan Dolar yang utama dalam minggu ini, diharapkan akan memberikan petunjuk baru mengenai waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga acuan. Ekspektasi yang beredar saat ini masih memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dalam kurun waktu satu tahun mulai dari sekarang. Komentar hawkish yang terlontar dari bank sentral AS akan berpotensi menguatkan mata uangnya.
Fokus Timing Kenaikan Suku Bunga
The Fed
The Fed diprediksi kuat akan melanjutkan pemangkasan bulanan sebesar $10 miliar dalam program pembelian aset atau quatitative easing. Perhatian pasar akan tertuju pada penilaian ekonomi The Fed, dimana para investor berharap The Fed akan lebih memberikan kepastian terkait kenaikan suku bunga.
Pasca musim dingin ekstrim yang melanda Amerika Serikat akhir tahun lalu, outlook ekonomi negara tersebut mulai pulih. Laporan non farm payroll AS tercatat mengalami pertumbuhan hingga mencapai 217,000. Beberapa ekonom telah mempredikskan bahwa pada kuartal kedua ini, pertumbuhan GDP AS bisa mencapai 4 persen.
"Poin kuncinya adalah perbaruan pandangan Janet Yelen terhadap indikator-indikator ekonomi saat ini. Apabila bank sentral menaikkan perkiraan imbal hasilnya, maka ekspektasi kenaikan suku bunga acuan lebih cepat bisa saja kembali muncul." ungkap Junichi Ishikawa, ahli stratgi dari IG Securities di Tokyo.